Peran Indonesia di Lingkungan Asia Tenggara


A. Peran Indonesia di Lingkungan Asia Tenggara

Negara Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam kerjasama regional di Asia Tenggara yang meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan. Dengan demikian, hal ini sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Makna merdeka berarti tidak memihak pada blok mana pun, sedangkan arti aktif berarti selalu membantu upaya perdamaian dunia. Berikut peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara, yaitu:

1. Merintis Berdirinya ASEAN


Pada tahun 1967 ASEAN berdiri yang diprakarsai oleh 5 negara yang dimulai dari Deklarasi Bangkok, dimana Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri bernama Adam Malik. Negara Indonesia berpandangan bahwa perlu adanya kerjasama di kawasan Asia Tenggara yang aman, damai dan juga netral. Ide-ide ini mengarah pada pembentukan Perbara (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).

2. Mediator Negosiasi Damai


Negara Indonesia berperan dalam membantu proses perdamaian atas gejolak yang terjadi di Kamboja yaitu perang saudara. Dalam ekspansi Vietnam ke Kamboja yang dekat dengan perbatasan Muangthai, Indonesia diminta ASEAN untuk menengahi.
Memberikan Fasilitas kepada Pengungsi
Karena beberapa negara di kawasan Asia Tenggara terganggu stabilitas keamanannya, terjadilah pengungsian besar-besaran ke negara lain. Negara Indonesia menyediakan Pulau Galang sebagai persinggahan sementara.

3. Membentuk Masyarakat Damai


Tujuan Komunitas Perdamaian ASEAN adalah untuk memerangi kejahatan dan kekerasan. Tidak hanya tentang pertahanan militer, tetapi juga mencakup hal-hal non-militer. Misalnya teroris, separatisme, kejahatan transnasional, bahkan perampokan. Hal ini dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang politik dan keamanan dalam arti luas.

4. Gerakan Pembebasan Moro di Filipina


Negara Indonesia membantu dalam proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan gerakan pembebasan Moro. Indonesia meminta pemerintah Filipina untuk hidup damai dengan Muslim Moro. Perdamaian dapat diwujudkan dengan menjamin kebebasan beragama bagi umat Islam Moro.

5. Pertemuan Informal Jakarta


Pertemuan Ho Chi Minh City diadakan di Bogor pada tanggal 25 Juli 1988 dalam acara Jakarta Informal Meeting. Melalui forum tersebut, Negara Indonesia berupaya untuk mendamaikan negara-negara yang sedang mengalami perselisihan. Pertemuan tersebut membuka jalan untuk memasuki konferensi perdamaian yang diadakan di Paris pada tahun 1989. Indonesia pada tahun 1992 mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Kamboja.

Komentar

Unknown mengatakan…
Materi yang sangat membantu🙏
Nina Irawati mengatakan…
materinya sangat membantu
Unknown mengatakan…
Terima kasih ilmunya🤗
Unknown mengatakan…
Sangat membantu, dan menambah wawasan pengetahuan banget
Unknown mengatakan…
Anak² bangsa harus tau materinya nih🤗 untuk menambah wawasan pengetahuan tentang sejarah² Indonesia
Unknown mengatakan…
Sukses selalu
Unknown mengatakan…
Materinya sangat bagus
Unknown mengatakan…
Materi nya bagus, singkat padat dan jelas 👍👍

Postingan populer dari blog ini

Nilai Juang Dalam Proses Perumusan Pancasila

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN