SUHU DAN KALOR

 


A. Pengertian Suhu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur, seperti panas atau dingin. Dalam ilmu fisika, suhu adalah salah satu besaran dalam fisika yang menyatakan keadaan derajat dari suatu benda. Panas dan dingin umumnya dapat kita rasakan melalui indra tubuh. Contohnya seperti badan kita yang terasa dingin di pegunungan dan rasa panas atau gerah di bawah terik matahari siang hari. 

Dari ukuran panas dan dingin tersebut bisa di ketahui dengan adanya perhitungan suhu. Dalam ilmu fisika, perhitungan suhu ini bisa dilakukan dengan bantuan alat ukur suhu, yaitu termometer. Termometer sendiri ada beberapa macam, yaitu termometer suhu yaitu Celcius, Remus, Fahrenheit, dan Kelvin. Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang temperatur yang dimiliki setiap skala.


B. Pengertian Kalor

Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah dari suatu benda yang memiliki suhu tinggi ke benda dengan suhu yang rendah jika kedua suhu tersebut saling bercampur. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa kalor itu bukanlah energi panas, tetapi suatu bentuk energi yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lainnya. Perpindahan kalor ini dipengaruhi oleh suhu. Sama seperti aliran air, kalor dapat mengalir atau berpindah dari benda dari suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah, begitupun sebaliknya. 

Dalam kalor, terdapat istilah kalor jenis (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat tersebut. Selain kalor jenis terdapat kapasitas kalor yang merupakan banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu.

C. Perbedaan Suhu dan Kalor

Perbedaan suhu dan kalor dapat kamu ketahui melalui tabel berikut. 


D. Perpindahan Kalor dalam keseharian

Perpindahan kalor mengalir dari benda dengan suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah. Nah, kalor sendiri dapat mengalir atau berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. 

1. Konduksi

Konduksi merupakan hantaran kalor dari satu benda ke benda lain tanpa adanya perpindahan partikel atau zat. Nah, dalam proses konduksi ini, terdapat 2 jenis benda yang dapat menghantarkan kalor, yaitu konduktor dan isolator. Benda-benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut dengan konduktor. Sementara itu, benda-benda yang kurang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut dengan isolator. Beberapa bentuk konduktor yang dapat temukan dalam keseharian adalah besi, timah, baja, alumunium, emas, perak, dan sebagainya. Kemudian, beberapa bentuk isolator yang dapat kita temukan adalah kayu, styrofoam, bata, air, dan sebagainya. 


2. Konveksi

Jika konduksi merupakan cara perpindahan kalor tanpa adanya perpindahan partikel zat, konveksi justru sebaliknya. Konveksi merupakan hantaran kalor dari satu benda ke benda lainnya yang disertai dengan perpindahan partikel zat. Contoh perpindahan kalor konveksi dalam keseharian bisa kamu lihat pada saat memasak air. Pada saat memasak air, air yang dibawah akan bersuhu lebih panas dibandingkan air bagian atas. Pada saat itu, air panas yang ada di bawah memiliki kerapatan rendah sehingga air tersebut akan naik. Sebaliknya, air dingin yang ada di atas memiliki kerapatan tinggi sehingga air tersebut akan turun. Hal ini menandakan adanya perpindahan kalor dari air bawah ke bagian atas yang menyebabkan partikel zat air tersebut berpindah dari atas ke bawah. Peristiwa inilah yang disebut dengan konveksi. 


3. Radiasi

Berjalan di bawah terik matahari tentunya terasa panas dan gerah, ya. Tapi, pernah tidak kamu bertanya-tanya bagaimana panas matahari bisa terasa di bumi, padahal jaraknya jauh sekali? Nah, perpindahan kalor dari panas matahari ke bumi ini disebut dengan perpindahan kalor radiasi. Radiasi merupakan salah satu cara perpindahan kalor tanpa menggunakan menggunakan materi lain atau melalui ruang hampa. Perpindahan kalor radiasi sendiri juga dipengaruhi oleh suhu benda yang menyerap radiasi. Misalnya, jika kamu duduk di dekat api unggun, tubuh kamu bersuhu lebih rendah daripada api unggun, sehingga tubuh dapat menyerap radiasi kalor dengan baik. 




Komentar

Mega Nur Mashitah mengatakan…
mantap ����
Unknown mengatakan…
Sangat mudah dipahami πŸ‘πŸ‘
Unknown mengatakan…
MantapπŸ‘πŸ™πŸΌ
Giok mengatakan…
Alhamdulillah upload terus materi ya

Postingan populer dari blog ini

Nilai Juang Dalam Proses Perumusan Pancasila

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN